Peran Dakwah Dalam Menghasilkan Kesetaraan Gender

Dakwah (Arab: دعوة, da‘wah; "ajakan") adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil manusia untuk beriman berkepada Allah sesuai dengan akidah, akhlak dan syariat islam secara sadar dan terencana. Tujuan utama dari dakwah adalah mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. konsep gender, yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. melahirkan berbagai ketidakadilan,baik bagi kaum laki-laki dan terutama pada kaum perempuan. Ketidakadilan gender merupakan sistem dan struktur dimana baik kaum laki-laki ataupun perempuan sangat rentan menjadi korban dari sistem tersebut. dakwah, khususnya di Indoensia, yang paling berperan utama dalam hal pembacaan dan penafsiran baru terhadap ajaran agama adalah seorang ulama termasuk da’i, karena dianggap merekalah yang punya otoritas dalam perkara keagamaan. Jika seorang da’i telah memiliki seperangkat pemahaman untuk menafsirkan ajaran agama secara seorang da’i telah memiliki seperangkat pemahaman untuk menafsirkan ajaran agama secara lebih metodologis sebagaimana yang telah disebutkan di atas, maka ajaran agama yang tadinya terkesan bersifat misoginis akan menjadi lebih humanis, sehingga pesan-pesan dakwah yang disampaikan pun menjadi lebih sensitif gender. Ketidakadilan yang terjadi pada manusia, khususnya pada kaum perempuan, merupakan garapan dari aktifitas dakwah, sehingga dibutuhkan kesadaran akan sensitifas gender oleh para pelaku dakwah bagi itu secara personal maupun secara komunal. Dakwah yang sensitif genderlah yang akan menjadi membangun citra dakwah menjadi lebih baik karena telah mengaktualisasikan ajaran agama yang bersifat rahmatan lil alamin.