Effect of Market Orientation

Krisis ekonomi yang dialami Indonesia pada tahun 1997, dimana saat itu orientasi pertumbuhan ekonomi bertumpu pada pengembangan usaha-usaha besar. Usaha besar diharapkan dapat mendorong pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah. Namun, ternyata krisis tersebut telah menghentikan keberhasilan pembangunan ekonomi Indonesia, yang mengakibatkan banyak perusahaan besar mengalami kebangkrutan dan pemutusan hubungan kerja secara besar-besaran. Berbeda dengan usaha besar, usaha mikro dan kecil pulih lebih cepat dari krisis, dan pekerja yang terkena dampak diserap ke dalam usaha mikro dan kecil ini. Kecepatan pemulihan usaha mikro dan kecil karena sifat usaha yang lebih fleksibel, modal yang relatif kecil, dan umumnya tidak tergantung pada bahan baku impor dan utang luar negeri. Selain itu, banyak usaha mikro dan kecil bermunculan dan mulai memiliki peran penting dalam perekonomian nasional Indonesia. Pada tahun 2017, usaha mikro dan kecil membuat ante stagnan terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia sebesar 60,34%. Oleh karena itu, penting untuk menjaga stabilitas kinerja atau bahkan meningkatkannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh orientasi pasar, kapabilitas pemasaran, dan inovasi produk terhadap kinerja usaha mikro dan kecil khususnya di Jakarta Barat. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin yaitu 270 sampel dari 835 populasi, pelaku usaha mikro dan kecil di Kota Jakarta Barat yang telah memiliki Izin Usaha Mikro Kecil. Sedangkan data yang dikumpulkan menggunakan kuesioner dianalisis dengan menggunakan software SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang paling berpengaruh terhadap kinerja bisnis adalah inovasi produk dan diikuti kemampuan pemasaran, kemudian yang terakhir adalah orientasi pasar.