Market Integration in Regional Indonesian Rice Markets

Integrasi pasar dalam lima pasar beras regional di Indonesia diteliti dengan analisis cointegration menggunakan data harga konsumen mingguan untuk periode waktu tahun 1982-1993. Integrasi sebelum dan sesudah swasembada beras yang telah dicapai pada tahun 1985 serta pengaruh dari intervensi pemerintah di pasar beras terhadap integrasi pasar di masing-masing daerah juga diteliti. Setiap pasar regional kecuali di Kalimantan terbukti terintegrasi. Di Sumatra, pasar-pasar lokal kurang terintegrasi sesudah swasembada dicapai, dibandingkan dengan sebelumnya. Di Jawa dan di Bali-Nusa Tenggara, tidak ada perbedaan antara dua periode waktu. Pasar beras di Sulawesi sesudah tahun 1985 menjadi lebih terintegrasi dibandingkan sebelumnya. Di Sumatra dan Bali-Nusa Tenggara, operasi pasar (distribusi beras) merupakan satu-satunya variabel yang signifikan berpengaruh terhadap integrasi pasar. Ternyata operasi pasar oleh pemerintah dapat mempengaruhi harga beras dalam jangka panjang di Sumatra dan Bali-Nusa Tenggara. Di Jawa dan di Sulawesi, hanya variabel trend yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa integrasi pasar beras di daerah-daerah tersebut telah meningkat mungkin karena perkembangan pasar dan infrastruktur telah terjadi terlepas dari intervensi pemerintah. Pada umumnya, hasil analisis ini menunjukkan bahwa pengembangan infrastruktur pasar mungkin lebih berpengaruh terhadap efisiensi pasar beras di Indonesia daripada intervensi pemerintah, namun intervensi, khususnya dalam bentuk distribusi beras, mungkin dibutuhkan dalam jangka pendek di daerah-daerah yang kurang berkembang di mana akses ke pasar lain masih sulit.